Welcome

Selamat Datang di Blog Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan

5.10.2011

Gamesnya Anak Sipil

Kuliah di jurusan Teknik Sipil benar-benar membuat kepala pusing, apalagi kalau berhubungan dengan Mekanika Teknik, Teknik Pondasi, dan mata kuliah yang banyak hitungan-hitungannya. Sebagai anak muda tentu kita kadang merasa bosan, dan ingin melakukan hal yang membuat diri ini lebih fresh.

Ya, sekarang telah hadir Games untuk Anak Sipil. Tentu saja bukan hanya happy dengan memainkan games ini, secara tidak langsung kita juga akan belajar...
Bagaimana? Anda penasaran??? Try it!

1. Visual Basic Games in Civil Engineering


link download : http://mysite.dlsu.edu.ph/faculty/oretaa


2. Bridge Building Game




link download : http://www.bridgebuilder-game.com


3. The Balls Game

Link Downloads : http://www.bridgebuilder-game.com/

Jika ada yang lain silahkan dishare di sini..ok

5.09.2011

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.


2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
• Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
• Menyusun analisis kelayakan proyek
• Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)


3. Tahap Penjelasan (Briefing)

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.


4. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.

Kegiatan yang dilaksanakan :
• Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
• Memeriksa masalah teknis.
• Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

Mempersiapkan :
 Rancangan terinci
 Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
 Daftar kuantitas
 Taksiran biaya akhir
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.


5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Prakulaifikasi
• Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.


6. Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan :

• Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
 Perencanaan dan pengendalian
 Jadwal waktu pelaksanaan
 Organisasi lapangan
 Tenaga kerja
 Peralatan dan material

• Kegiatan Koordinasi
 Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan
 Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.


7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
• Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.


SUMBER:

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/SITI_NURAISYIAH/Proyek_Konstruksi.pdf

http://www.docstoc.com/docs/21615276/MANAJEMEN-PROYEK-KONSTRUKSI-%5BCompatibility-Mode%5D

5.06.2011

All About Spillway

Pengertian Spillway

Menurut http://en.wikipedia.org/ yang sudah diterjemahkan, spillway adalah sebuah struktur di dam (bendungan) yang sebenarnya adalah sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir. Sedangkan jika ditinjau dari ilmu bangunan, spillway adalah sebuah struktur bagian dari bendungan yang berfungsi sebagai tempat melewati pelimpahan air yang nantinya akan diteruskan.

Fungsi Spillway
Spillway atau katup ini membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak melebihi batas yang ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir. Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam untuk mengeluarkan air secara teratur untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan sebagainya.

Jenis Spillway
Spillway terletak di atas reservoir (waduk penampungan air). Bendungan juga mungkin memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang dapat dioperasikan untuk melepaskan arus banjir. Ada dua jenis spillways: terkendali dan tidak terkendali.
Spillway yang terkendali memiliki struktur mekanik atau gerbang untuk mengatur laju aliran air. Desain ini memungkinkan untuk memungkinkan mengatur ketinggian bendungan yang akan digunakan untuk penyimpanan air sepanjang tahun, dan saat banjir bisa dikeluarkan dengan membuka satu atau lebih spillways.
Spillway yang tidak terkendali, tidak memiliki pintu, ketika air naik di atas bibir atau puncak katup yang itu mulai dikeluarkan dari reservoir. Laju debit dikendalikan hanya dengan kedalaman air dalam reservoir. Semua volume penyimpanan dalam reservoir di atas puncak Spillway hanya dapat digunakan untuk penyimpanan sementara air banjir, dan tidak dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan air bersih karena biasanya kosong.

Cara Kerja Spillway
Spillway atau katup ini membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak melebihi batas yang ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini biasanya dilakukan pada saat terjadi banjir.
Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam untuk mengeluarkan air secara teratur untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan sebagainya. Spillway terletak di atas reservoir (waduk penampungan air). Bendungan juga mungkin memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang dapat dioperasikan untuk melepaskan arus banjir.



Gambar 1. Cara Kerja Spillway Terkendali


Bentuk-bentuk Spillway/ Pelimpah
Ada beberapa macam bentuk spillway, di antaranya adalah:

Siphon Spillway (Pelimpah Sifon)

Pelimpah sifon merupakan salah satu tipe dari bangunan pelimpah yang berbentuk sistem conduit/ terowongan tertutup dalam bentuk U terbalik. Sifon dapat pula berupa saluran tertutup dan saluran terbuka. Pelimpah sifon berupa saluran terbuka jika aliran yang melewati tidak penuh yang dalam hal ini sifon hanya berfungsi sebagai pelimpah bebas. Kondisi ini dapat terjadi pada saat tinggi muka air hulu lebih rendah dari elevasi puncak inlet. Jika aliran diperbesar sehingga tinggi muka air hulu lebih tinggi dari elevasi puncak inlet, kecepatan di dalam sifon bertambah. Jika kondisi ini berlangsung terus dalam arti pada sisi hulu dan hilir sifon berada dalam kondisi tenggelam (submerged flow) pada kondisi tertentu aliran sifon merupakan aliran tertutup atau aliran dalam pipa. Secara umum pelimpah tipe sifon dibentuk dengan lima komponen yaitu lubang masuk (inlet), kaki bagian atas/depan (upper leg), tenggorokan (throat), kaki bagian bawah/ belakang (lower lag), dan lubang keluar (outlet). Penggunaan pelimpah sifon masih relatif sedikit, terutama di Indonesia.


Gambar 2. Siphon spillway di Kanal Genil-Cabra, Spain


Gambar 3. Champlain Canal Lock C9, siphon spillway ada di sebelah kanan

Chute Spillway

Chute Spillways secara umum didesain untuk mentransfer arus air dari bendungan ke sungai yang berada di bawahnya. Pada umumnya demikian, hal ini dimaksudkan untuk melindungi bendungan dari kerusakan jika debit air terlalu banyak dan melindungi topografi. Spillways ini memiliki perangkat pengendali. Selain itu, spillways ini tidak menghilangkan energi seperti stepped spillways. Chute Spillway tertanam dengan baffle blok beton tetapi biasanya memiliki ‘bibir flip’ dan atau cekungan dissipater yang menciptakan hidrolik lompat (hydraulic jump), yaitu untuk melindungi ujung bendungan dari erosi.



Gambar 4. Chute spillway di Bendungan Llyn Brianne, Wales



Gambar 5. Chute Spillway di bendungan Alqueva, di Portugal.



Gambar 6. Chute Spillway di bendungan Mosul di Sungai Tigris, Irak

Stepped spillway

Stepped spillway telah digunakan selama lebih dari 3000 tahun. Baru-baru ini, bahan bangunan baru (misalnya RCC Roller-Compacted Concrete, gabion) dan teknik desain (misalnya perlindungan tanggul overtopping) telah meningkatkan kegunaan Stepped Spillway dan Chute Spillway. Langkah-langkah tersebut untuk menghasilkan disipasi energi yang cukup selama meluncur dan mengurangi ukuran cekungan disipasi energi yang dibutuhkan hilir. Penelitian masih aktif pada topik dengan perkembangan baru pada sistem perlindungan luapan tanggul bendungan, spillway konvergen, dan desain bendungan kecil.



Gambar 7. Chute Spillway di Yeoman Hey Reservoir, England



Gambar 8. Bendungan Croton, New York


Bell Mouth Spillway (Pelimpah Bentuk Sumur / Shaft Spillway/ Morning Glory)

Beberapa spillway didesain seperti lonceng terbalik sehingga air bisa masuk semua di sekeliling. Perangkat spillway yang tidak terkontrol ini disebut juga morning glory, plughole, lubang kemuliaan, atau bell-mouth spillway. Di dearah dimana permukaan reservoir dapat membeku, spillway bell-mouth biasanya dilengkapi dengan pengaturan ice-breaking untuk mencegah spillway dari menjadi pembentukan ikatan es. Chaffey Dam, yang terletak di dekat Tamwaoth, New South Wales di Australia memiliki contoh klasik dari spillway bel-terbalik. Itu adalah yang pertama diciptakan di Australia dari jenisnya. Dalam beberapa kasus Bell-Mouth atau Spillway Morning Glory adalah gerbang yang dikendalikan. Spillway di Bendungan Hungry House (foto kanan), struktur Morning Glory tertinggi di dunia, dikendalikan oleh sebuah gerbang cincin 64-dengan-12-kaki (20 dengan 3,7 m).

Sedangkan di Indonesia, spillway jenis ini terdapat di Bendungan Jatiluhur (Jawa Barat) dan Bendungan Riam Kanan (Kalimantan Selatan).



Gambar 9. Bell mouth spillway di Bendungan Hungry Horse.



Gambar 10. Morning glory hole Bendungan Jatiluhur



Gambar 11. Morning glory hole di Bendungan Riam Kanan


Side Channel Spillway (Pelimpah Luapan Samping)

Side channel spillway digunakan terutama pada bendungan tanggul. Spillway ini terletak hanya di bagian hulu dan di sisi bendungan. Air mengalir melewati saluran samping. Kemudian mengalir turun meluncur dan bergabung dengan sungai hilir bendungan. Kadang-kadang terowongan yang digunakan dapat mengalihkan air ke tempat lain.



Gambar 12. Side channel spillway di Bendungan Hope, Scotland



Gambar 13. Bendungan Corin, Sungai Cotter, Australia

Ogee Spillway (Spillway Muka Air Bebas)

Ogee Spillway atau spillway muka air bebas sangat banyak dipergunakan untuk pembuangan air banjir. Bentuk mercu ogee spillway juga digunakan untuk bendung maupun alat ukur debit. Ogee spillway melimpaskan air dengan debit yang merupakan fungsi dari tinggi air dari mercu dan lebar bendung. Agar ogee spillway dapat melimpaskan debit yang besar maka diperlukan tinggi air di atas mercu besar pula. Jika tinggi bendungan sudah ditetapkan atau dibatasi maka kebutuhan tinggi muka air di atas mercu spillway berarti pengurangan kapasitas bendungan sebagai waduk.



Gambar 14. Bendungan Prafi Terletak di Batas Distrik Manokwari Selatan dan Warmare.




Gambar 15. Bendungan Crystal, di Colorado, Amerika.